BAB
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Air
merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada
kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka
jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas
airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan
sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan
sebagainya.
Di
zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk
mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit
untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga
menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya.
Sebelumnya
telah terjadi banyak pencemaran air, seperti di Teluk Jakarta yang berakibat
bagi para petambak. Bukan hanya beberapa spesies ikan yang hilang,
tetapi udang dan bandeng juga banyak yang mati. Secara kimiawi, pencemaran yang
terjadi di Teluk Jakarta termasuk cukup parah. Sehingga indicator pencemar
seperti kerang hijau terlah berkembang secara pesat. Selain itu, penggunaan
pestisida yang berlebihan dan berlangsung lama juga akan berakibat terjadinya
pencemaran air. Seperti yang terjadi di NTB, dimana terjadi pencemaran air
akibat penggunaan pestisida yang berlebihan dalam waktu yang lama.
Krisis
air juga terjadi di hampir semua Pulau Jawa dan sebagian Sumatera, terutama
kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga
maupun pertanian. Selain merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air
juga terjadi dari kurangnya ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat
pembabatan hutan di hulu serta perubahan pemanfaatan lahan di hulu dan hilir.
Pencemaran
air yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, seperti beberapa contoh di
atas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan
pemerintah serta keengganan untuk melakukan penegakan hukum secara benar
menjadikan problem pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin
parah.
B. Rumusan Masalah
Ø Apa
pengertian polusi air?
Ø Apa
yang menyebabkan terjadinya pencemaran air?
Ø Bahaya
apa saja yang ditimbulkan oleh air yang tercemar?
Ø Apa
yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran air?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan, makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai pencemaran air yang
makin marak terjadi. Di dalam makalah ini juga akan dibahas sumber, dampak dan
penanggulangan pencemaran air. Diharapakan dengan adanya penjelasan mengenai
dampak pencemaran air beserta cara penanggulangannya, maka akan timbul
kesadaran pada diri kita semua. Pada akhirnya pencemaran dapat dikurangi dan
akan didapat sumber air yang aman untuk kita konsumsi.
D. Manfaat
Makalah ini kiranya dapat bermanfaat
dalam memberikan informasi tentang pencemaran air, sumber, dampak serta
penanggulangannya, terutama bagi kita semua yang membutuhkan air yang aman,
bersih serta sehat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pencemaran Air
Pencemaran
air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia.Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting
dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan
terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian,
bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah,
bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Dalam PP No 20/1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di definisikan sebagai
: “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air
tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya.(Pasal 1, angka 2).
Pencemaran
air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah
yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung
meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi
merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak
dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat
disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri,
dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain
polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa
bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran
air, terutama air tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan
lahan pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan
pencemaran air tanah.
Limbah
rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik
(plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga
berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah.
Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan
sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang
mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga
menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia
air meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi
permukaan air. Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air
(air permukaan dan air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan
manusia/penyakit.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang
meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran
air. Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah sebagai berikut :
1.
Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar,
tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun dalam
tanah)
2.
Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan
3. Limbah pertanian (pembakaran
lahan, pestisida)
4. Limbah pengolahan kayu
5. Penggunakan bom oleh nelayan
dalam mencari ikan di laut
6.
Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti plastik,
gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah organik,
seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).
2.2 Penyebab
pencemaran air
Berdasarkan
defisini dari pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab pencemaran
air dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen
lain sehingga kualias air menurun dan air pun tercemar. Banyak penyebab
pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu
sumber kontaminan langsung dan dan tidak langsung.Sumber langsung meliputi
efluen yang keluar industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya.Sumber tak
langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau
atmosfir berupa hujan.Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri,
rumah tangga (pemukiman) dan pertanian.Tanah dan air mengandung sisa dari
aktifitas pertanian seperti pupuk dan pestisida.Kontaminan dari atmosfir juga
berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan
asam.
Selain itu pencemaran
air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, seperti :
Meningkatnya
kandungan nutrien dapat
mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan
(sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya
yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap
seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air
limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak,
nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam air.
2.3 Komponen
pencemaran air
Zaman
sekarang ini manusia telah mengenal banyak sekali jenis-jenis zat kimia.Dan
hampir 100.000 zat kimia digunakan secara komersil.Sebagian besar sisa zat
kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah.Seperti pestisida yang
digunakan di pertanian, industri atau rumah tangga, deterjen yang digunakan di
rumah tangga, atau PCBs yang biasa digunakan dalam alat-alat elektronik.
Bahan Buangan Padat
Bahan
buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar maupun
yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi
pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan
koloidal.
Bahan buangan organik
dan olahan bahan makanan
Bahan
buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi
oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi
mikroorganisme.
Bahan buangan anorganik
Bahan
buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam.
Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam
air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang
melimbatkan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg),
dan lain-lain.
Bahan buangan cairan
berminyak
Bahan
buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi
permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka
akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air
akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan waktu.Lapisan
minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu,
tetapi membutuhkan waktu yang lama.
Bahan buangan berupa
panas
Perubahan
kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau
spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan
hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi
kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem.
Bahan buangan zat kimia
Bahan
buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini akan
dikelompokkan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo
dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama
(insektisida),
Zat warna kimia,
Zat radioaktif.
4. Bahaya dari polusi
air
Bibit-
bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat
merugikan manusia.Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya.Jika O2
kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan
berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom,
timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak
organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari
sungai akan masuk ke laut. Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar
muara sungai dan sebagian kecil laut muara.Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke
laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak
jenis kerang- kerangan yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya
untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari
pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak.Minyak
dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat
dilihat di Jepang.Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata
terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya
menderita cacat dan meninggal. Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air,
diantaranya:
§ Terganggunya
kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
§ Terjadinya
ledakan ganggang dan tumbuhan air
§ Pendangkalan
dasar perairan
§ Tersumbatnya
penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
§ Dalam
jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
§ Akibat
penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
§ Kematian
biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
§ Dapat
mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
Beberapa
contoh polutannya adalah sebagai berikut :
Ø Fosfat
Fosfat berasal dari penggunaan pupuk
buatan yang berlebihan dan deterjen.
Ø Nitrat
dan Nitrit
Kedua
senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan proses
pembusukan materi organic.
Ø Poliklorin
Bifenil (PCB)
Senyawa ini berasal dari pemanfaatan
bahan-bahan pelumas, plastik dan alat listrik.
Ø Residu
Pestisida Organiklorin
Residu ini berasal dari penyemprotan
pestisida pada tanaman untuk membunuh serangga.
Ø Minyak
dan Hidrokarbon
Minyak dan hidrokarbon dapat berasal
dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak.
Ø Radio
Nuklida
Radio nuklida atau unsur radioaktif
berasal dari kebocoran tangki penyimpanan limbah radioaktif.
Ø Logam-logam
Berat
Logam berat berasal dari industri bahan
kimia, penambangan dan bensin.
Ø Limbah
Pertanian
Limbah pertanian berasal dari kotoran
hewan dan tempat penyimpanan makanan ternak.
Ø Kotoran
manusia
Kotoran manusia berasal dari saluran
pembuangan tinja manusia.
5. Dampak
pencemaran air di lingkungan sekitar
Pencemaran
air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan
hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat
hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat
(dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di
luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan
oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air,
menjadi berkurang.Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot
lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri
menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya
dibagi atas 4 kelompok, yaitu :
v Dampak
terhadap kehidupan biota air
v Dampak
terhadap kualitas air tanah
v Dampak
terhadap kesehatan
v Dampak
terhadap estetika lingkungan
5.1. Dampak
terhadap kehidupan biota air
Banyaknya
zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen
terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Akibat
matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit
terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme,
apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.
5.2. Dampak
terhadap kualitas air tanah
Pencemaran
air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah
terjadi dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur
dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya
pencemaran tersebut.
5.3. Dampak
terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit
menular bermacam-macam antara lain :
Ø Air
sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,
Ø Air
sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
Ø Jumlah
air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri,
Ø Air
sebaga media untuk hidup vector penyakit.
5.4. Dampak
terhadap estetika lingkungan
Dengan
semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah
limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.
6. Penanggulangan
terjadinya pencemaran air
Pengolahan
limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai
atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian
diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya
pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai
melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri. Sampah padat
dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang
berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah
membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
Untuk
mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain
tidak membuang sampah rumah tangga, sampahrumah sakit,
sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai,
danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara
berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan
tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat
merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran air.
Pencemaran
air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat
yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni
organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang
mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan
logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi
oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan
logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum
dibuang ke lingkungan.
Proses
pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan
terhadap pencemaran yang telah terjadi.Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan,
diantaranya melalui menjaga air tanah agar tetap bersih misalnya:
Ø Menempatkan
daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman
Ø Pembuangan
limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem
Ø Pengawasan
terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang dapat
menimbulkan pencemaran
Memperluas
gerakan penghijauan
Tindakan tegas
terhadap perilaku pencemaran lingkungan
Memberikan
kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia
lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya
Melakukan
intensifikasi pertanian
Adapun
cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenai dengan sebutan banjir
pun ada dua macam :
Banjir
Bandang dapat diatasi secara meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu.
Banjir
genangan dapat diatasi dengan membersihkan air dari penyumbatan yang
mengakibatkan air meluap.
Banyak
orang mengatakan ” lebih baik mecegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku
pula pada banjir genangan di bawah ini ada sejumlah langkah yang dapat kita lakukan
untuk mencegah banjir genangan :
v
Dalam merencanakan jalan – jalan lingkungan baik itu program pemerintah maupun
swadaya masyarakat sebaiknya memilih material jalan yang menyerap air misalnya,
penggunaan bahan dari paving blok (blok – blok adukan beton yang disusun dengan
rongga – rongga resapan air disela–selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya
adalah penataan saluran / drainase lingkungan pembuatannyapun harus bersamaan
dengan pembuatan jalan tersebut.
v
Apabila di halaman pekarangan rumah kita masih terdapat ruang – ruang
terbuka, buatlah sumur–sumur resapan air hujan sebanyak–banyaknya. Fungsi sumur
resapan air ini untuk mempercepat air meresap kedalam tanah. Dengan membuat
sumur resapan air hujan tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat
Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita yang cukup baik dan
banyak serta tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun
lahan–lahan yang rendah atau meninggikan lantai rumah. Apabila air hujan
tidak tertampung dalam sebuah selokan – selokan rumah/talang – talang
rumah, air dapat dialirkan kesumur – sumur resapan. Janganlah membuang
sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan
sebagainya) kedalam sumur resapan air hujan karena bisa mencemarkan kandungan
air tanah. Khusus untuk buangan air limbah rumah tangga, buatlah sumur resapan
tersendiri. Apabila air banjir masuk kerumah mencapai ketinggian 20-50 cm
satu-satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah kita diatas ambang
permukaan air banjir. Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk
rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang hanya teknisnya sering kurang
terencana secara mendetail.
Kendala
dalam mengatasi pencemaran air :
1.
Kurangnya kesadaran diri dari orang – orang untuk membuang sampah pada
tempatnya
2.
Kurangnya sistem drainase di jalan – jalan
3.
limbah – limbah yang tidak diolah oleh manajemen pabrik dengan baik, sehingga
mencemari
lingkungan sekitar
4.
Kurangnya perhatian dari pemerintah mengenai pencemaran lingkungan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Polusi adalah
peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain ke dalam
lingkungan akibat aktivitas manusia ataupun prose alami. Segala sesuatu yang
menyebabkan polusi disebut poutan.
Polusi air
adalah pristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen lain
ke dalam air sehingga kualitas air terggangu. Sumber polusi air antara lain
limbah rumah tangga, sampah masyarakat, limbah pertanian, limbah industri dan
sebagianya
Akibat
yang ditimbulkan dari polusi air adalah banjir, merusak system organ
manusia,menimbulkan berbagai bibit penyakit, kanker, kelahiran bayi cacat dan
lain- lain
DAFTAR
PUSTAKA
Idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/…/pencemaran-air/hal.
17.html -
Ipvt.blogspot.com/2009/2/makalah-pencemaran-air.html
–
Juli
Soemirat Slamet. 1996, Kesehatan lingkungan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Natah,
2007, Jurnal Pemukiman
Pandisuryadi-berbagiilmu.blogspot.com/…/karya-ilmiah-dampak-pencemaran-air-oleh-html
Peraturan
Menteri Kesehatan R.I. No.416/MENKES/PER/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat dan pengawasan
air minum, Jakarta.
Pusat
litbang SDA, Jurnal Teknologi pengendalian Air di Indonesia
Rahmi,
D. H. dan B. Setiawan. 1999. Perancangan Kota Ekologi. Dikti, P & K.
Jakarta.
Restorasibumi.blogspot.com/…/cara-mencegah-pencemaran-air.html-
Soedradjat,
R. 1999. Lingkungan Hidup, Suatu Pengantar. Dikti, P & K. Jakarta.
Soemarwoto,
O. 1991. Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Gramedia Pustaka Utma.
Jakarta.
Suratno,
F.. 1990, Analisis mengenai dampak lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
WWW.pikiranrakyat.com
Trihardi,
B. 1997. Berbagai kegiatan yang dapat mempengaruhi kualitas air sungai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar